Hubungan Kadar HBA1C dengan Konversi BTA Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru dengan Komorbid Diabetes Melitus Tipe II
DOI:
https://doi.org/10.56260/sciena.v3i4.152Keywords:
Tuberkulosis, Diabetes Melitus (DM) tipe II, HbA1c, Konversi Sputum BTAAbstract
Tuberkulosis paru atau disebut dengan TB paru merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun 2022, TB menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia dan hingga saat ini, TB masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Tingginya kasus TB paru dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengatasi atau mencegah terkenanya infeksi tuberculosis, status gizi, pola hidup, kontak erat dengan penderita TB paru dan penyakit penyerta seperti HIV, Diabetes Melitus (DM), dan Asma. Diabetes Melitus (DM) tipe II merupakan penyakit yang sampai saat ini masih dominan sebagai penyerta TB paru. Salah satu indikator kontrol glikemik pada DM adalah kadar hemoglobin A1c (HbA1c). Seseorang dikatakan DM tipe II apabila pada pengukuran kadar HbA1c ≥ 6,5%. Kondisi hiperglikemia pada DM tipe II juga dapat meningkatkan resiko seseorang terinfeksi TB paru dikarenakan hiperglikemia dapat menekan produksi sitokin, timbulnya defek pada fagositosis dan terjadinya disfungsi sel imun sehingga akan memengaruhi respon imun terhadap infeksi TB. DM tipe II sebagai penyakit penyerta pada TB paru diketahui dapat menyebabkan perpanjangan waktu konversi BTA sputum sehingga perubahan BTA positif menjadi negatif membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga akan berdampak terhadap lama terapi, meningkatnya resiko penularan serta meningkatnya resiko timbulnya multi-drug resistant tuberculosis (MDR-TB).
References
Natarajan A, Beena PM, Devnikar A V., Mali S. A systemic review on tuberculosis. Indian Journal of Tuberculosis. 2020;1–17.
WHO, World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2023. 2023.
Kemenkes, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Program Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2022. 2023.
Purwati I, Gobel FA, Mahmud NU. Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar. Journal of Muslim Community Health (JMCH) 2023. 2023;4(4):65– 76.
Savitri Ratih A MY. Karakterisitik Penderita Tuberkulosis Paru dengan Diabetes Melitus di Kabupaten Bandung Tahun 2017-2018. Jurnal Medika Udayana. 2021;10(1):60–64..
Hardianto D. Telaah Komprehensif Diabetes Melitus: Klasifikasi, Gejala, Diagnosis, Pencegahanm dan Pengobatan. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI). 2021;7(2):304–317.
Chehregosha H, Khamseh ME, Malek M, Hosseinpanah F, Ismail-Beigi F. A View Beyond HbA1c: Role of Continuous Glucose Monitoring. Diabetes Therapy. 2019;10:853–863
Revi C, Mahendrani M, Subkhan M, Nurida A, Prahasanti K, Levani Y. Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Konversi Sputum Basil Tahan Asam pada Penderita Tuberkulosis. Al-Iqra Medical Journal. 2020;3(1):1–9.
Pramono JS. Tinjauan Literatir: Faktor Resiko Peningkatan Angka Insidensi Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah Panmed.2021;16(1):106–113.
Diantara LB, Hamzah H, Septeria IP, Sari DT, Wahyuni GT, Anliyanita R. Tuberkulosis Masalah Kesehatan Dunia: Tinjauan Literatur. ’Aisyiyah Medika. 2022;7(2):78–88.
Sutriyawan A, Nofianti N, Halim Rd. Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA). 2022;4(1):98– 105.
Pangaribuan L, Kristina K, Perwitasari D, Tejayanti T, Lolong DB. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis pada Umur 15 Tahun ke Atas di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2020;23(1):10–17.
Kalscheuer R, Palacios A, Anso I, Cifuente J, Anguita J, Jacobs WR, et al. The Mycobacterium tuberculosis capsule: A cell structure with key implications in pathogenesis. Vol. 476, Biochemical Journal. Portland Press Ltd; 2019. p. 1995–2016.
Bauman RW. Microbiology with Diseases by Body System, 4th Edition. 2015. 692–693 p.
Kanabalan RD, Lee LJ, Lee TY, Chong PP, Hassan L, Ismail R, et al. Human tuberculosis and Mycobacterium tuberculosis complex: A review on genetic diversity, pathogenesis and omics approaches in host biomarkers discovery. Vol. 246, Microbiological Research. Elsevier GmbH; 2021.
Alsayed SSR, Gunosewoyo H. Tuberculosis: Pathogenesis, Current Treatment Regimens and New Drug Targets. Vol. 24, International Journal of Molecular Sciences. Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI); 2023
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Tuberkulosis : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Vol. 2. 2021.
Suryawati B, Saptawati L, Febyane Putri A, Aphridasari J. Sensitivitas Metode Pemeriksaan Mikroskopis Fluorokrom dan Ziehl-Neelsen untuk Deteksi Mycobacterium Tuberculosis pada Sputum. SMART MEDICAL JOURNAL. 2018;1(2):57–61.
Revi C, Mahendrani M, Subkhan M, Nurida A, Prahasanti K, Levani Y, et al. Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Konversi Sputum Basil Tahan Asam pada Penderita Tuberkulosis. Al-Iqra Medical Journal . 2020;3(1):1–9.
Sari JDK, Setyani FAR. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Konversi BTA di Rumah Sakit Swasta Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2022;15(1):17–23.
Kartikasari W, Nugraha Putra O, Hardiyono H, Khusnul Faizah A. The Correlation Between Acid Fast Bacilli Of The Intensive And Continuation Phase In Pulmonary Tuberculosis Patients’ Category 1. JFSP. 2021;7(1):81–88.
Widiasari KR, Made I, Wijaya K, Suputra PA. Diabetes Melitus Tipe 2: Faktor Resiko, Diagnosa, dan Tatalaksana. Ganesha Medicina Journal. 2021;1(2):114–120.
Punthakee Z, Goldenberg R, Katz P. Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes, Prediabetes and Metabolic Syndrome. Can J Diabetes. 2018;10–15.
Pangestika H, Ekawati D, Murni NS. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II. Jurnal ’Aisyiyah Medika. 2022;7(1):132–150.
Alpian M, Mariawan Alfarizi L. Journal of Public Health and Medical Studies Diabetes Melitus Tipe 2 (Dua) dan Pengobatannya: Suatu Tinjauan Literatur. Vol. 1, Journal of Public Health and Medical Studies. 2022.
Galicia-Garcia U, Benito-Vicente A, Jebari S, Larrea-Sebal A, Siddiqi H, Uribe KB, et al. Pathophysiology of type 2 diabetes mellitus. Vol. 21, International Journal of Molecular Sciences. MDPI AG; 2020. p. 1–34.
Ayu I, Wulandari T, Herawati S, Wande N. Gambaran Kadar HbA1c pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II dI RSUP Sanglah Periode Juli- Desember 2017.2020;9(1):71–75.
Anggraini, D., Yaswir, R., Lillah, L., & Husni, H. (2017). Correlation of Advanced Glycation End Products with Urinary Albumin Creatinin Ratio in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 23(2), 107-110.
Anggraini, D. (2024). The Role of Interleukin 10 Genetic Variations in Pulmonary Tuberculosis: Perspectives of Genetics, Pathogenesis and Immunology. gene, 4, 5.
Anggraini, D., Nasrul, E., Susanti, R., & Suharti, N. (2023). Polymorphysm of tumor necrosis factor-Α interleukin-10 gene with pulmonary tuberculosis susceptibility. Journal of Population Therapeutics and Clinical Pharmacology, 30(2), 50-8.
Amalia R, Destri C, Wijayanti W, Santoso D. Perbandingan Hasil HbA1c Metode Borronate Affinity dan Nephelometry Photometry. Jurnal SainHealth. 2024;8(1).
Chen Z, Shao L, Jiang M, Ba X, Ma B, Zhou T. Interpretation of HbA1c lies at the intersection of analytical methodology, clinical biochemistry and hematology. Exp Ther Med. 2022 Oct 4;24(6).
Berbudi A, Rahmadika N, Tjahjadi AI, Ruslami R. Type 2 Diabetes and its Impact on the Immune System. Curr Diabetes Rev. 2019;16(5):442–449.
Retno Wulandari D, Jane Sugiri Y. Diabetes Melitus dan Permasalahannya pada Infeksi Tuberkulosis. J Respir Indo.2018
Nugraha Putra O, Diah Putri Pitaloka E. Evaluasi Konversi Sputum dan Faktor Korelasinya pada Pasien Tuberkulosis Paru Kategori I dengan Diabetes Melitus. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2021;8(1):38.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Yulson Rasyid, Reno Sari Caniago, Nazwa Aliefia Adzani, Erdanela Setiawati, Fredia Heppy
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.